Minggu, 04 November 2012

HAUL SULTAN ISKANDAR MUDA YANG KE- 376 TAHUN

Foto Sultan Iskandar Muda

Makam Sultan Iskandar Muda


Memperingati Wafat Sultan Iskandar Muda

LATAR BELAKANG
Sejarah Pemerintahan kesultanan Aceh yang dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda berlangsung  pada tahun 1607-1636 M . sejak Iskandar Muda naik tahta, banyak perubahan-perubahan besar yang yang dilakukan terutama kemajuan ekonominya, Sultan Iskandar Muda menyimpulkan bahwa produk-produk hasil bumi Nusantara merupakan bahan yang menjadi rebutan oleh orang-orang Eropa. Bahan komoditi ekspor yang bernilai tinggi diantaranya adalah emas dan lada yang pada saat itu banyak terdapat di kepulauan Sumatra.   Di masa pemerintahan Iskandar Muda pula, kekuaatan militernya saat itu  sangat kuat.  maka tidak heran  Sultan berhasil menaklukan wilayah-wilayah seperti Natal, Pasaman, Tiku, Pariaman dan wilayah – wilayah taklukan lainnya. Dengan berbagai wilayah Taklukanya itu, kerajaan Aceh menjadi semakin luas dan kuat serta dapat menambah tersedianya hasil alamnya.
Hampir dalam seluruh aspek kehidupan menunjukkan bahwa zaman Sultan Iskandar muda merupakan masa kegemilangan Aceh. Beliau tidak hanya mampu menyusun dan menetapkan berbagai konsep qanun (undang-undang dan peraturan) yang adil dan universal, tetapi juga telah mampu melaksanakan secara adil dan universal pula. Sebagai seorang yang masih sangat muda menduduki tahta kerajaan (usia 18-19 tahun), kesuksesan Sultan Iskandar Muda sebagai penguasa Kerajaan Aceh Darussalam telah mendapat pengakuan bukan hanya dari rakyatnya, tetapi dari musuh-musuhnya dan bangsa asing di seluruh dunia.   
     Sultan Iskandar Muda wafat  pada tahun 1636 M (Denys Lombard, 1991: 225-226)  dan makamnya terletak dalam komplek Kandang Mas yang pernah dihancurkan Belanda. Sebagai negara berdaulat pada  masanya, Aceh termasuk wilayah yang sarat dengan nilai sejarah (historical value). Peran sultan, ulama dan masyarakat sekitar dalam melawan kaphe-khape Belanda ikut mewarnai sejarah itu sendiri. Yakni sejarah gemilang penuh semangat jihad dari para pelaku sejarah. Sebut saja tokoh sekaliber Tgk Chik di Tiro, Panglima Polem, Tgk Chiek di Tunong, Teuku Umar, Cut Nyak Dhien, Pocut Meurah Intan  dan sederet pejuang lainnya mewarnai kamus sejarah Aceh. Kegigihan perjuangan putra- putra Aceh ini membuat Belanda kalang kabut, pertaruhan harga diri dan gengsipun bermain dalam lingkup ini.
Usaha mempublikasi kembali nilai-nilai sejarah di level lokal dan  dunia merupakan suatu kewajiban bagi setiap generasi . Dengan adanya nasionalisasi dan  internasionalisasi sejarah, sepak terjang para pelaku sejarah Aceh khususnya dan pelaku sejarah Indonesia pada umunya  akan terus dikenang bukan hanya oleh penduduk lokal tapi akan  merambah ke masyarakat internasional.

  TUJUAN
Adapun yang menjadi tujuan dari kegiatan ini adalah:
a.             Mengenang kembali masa kejayaan dan wafatnya Sultan Iskandar Muda
b.            Menjadi motivasi bagi genarasi muda dan pemerintah dalam menjalankan semua
                 aktifitas dari semua lini
c.             Menambah nilai- nilai nasionalisme dan patriotisme dalam diri generasi- generasi
          yang akan datang.


 Hasil Yang Diharapkan
  a.       Timbulnya rasa patriotisme dari dalam diri masyarakat Indonesia pada umumnya dan Aceh pada khususnya.
  b.      Membentuk kembali kesadaran masyarakat bahwa sejarah merupakan hal yang tak terpisahkan dari bagian kehidupan, mengambil sisi positif untuk  kemudian dapat di terapkan dalam kehidupan kita saat ini
   c.       Untuk mengenang kembali bahwa Aceh pernah memiliki pemimpin  yang sangat terkenal pada masa itu yaitu Sultan Iskandar Muda.
  d.      Menjadi Acara rutin HAUL Sultan Iskandar Muda sebagai Agenda Acara Tahunan di masa yang akan datang.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar